Friday, 23 May 2014

09-05-14

9 mei 2014
Jarum jam terus berpacu dengan waktu, dengan sekuat tenaga ia seret sang mentari tuk terus mengitari bumi memerikan tanda, memberikan cahaya dan kehangatannya. Jarum jam tak henti-hentinya terus memperingatkan pada sang surya tuk selalu melaksanakan tugas yang di embannya, tugas yang telah dibebankan selama puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, bahkan milliaran tahun yang lalu, dan sekama itu pula lingkaran waktu terus mengikutinya. Pernah sesaat dipertengahan tahun ketika matahari berada di titik terjauh dari bumi dan malam bergulir tak seperti biasanya, kali ini terasa lebih lama dan saat itu lah dimana saat-saat jarum jam akan merindukan sang surya, ia ingin segera membangunkan dan menyeretnya ke permukaan ufuk timur sana untuk melaksanakan tugasnya.

Tak berbeda dengan sang mentari, rembulanpun mumiliki kawan dan pengingat setia. Kawan yang selalu menemani kala ia menjalankan tugas, kawan yang selalu menghiburnya ketika kawanan awan hitam menyelimuti raut wajahnya. Kawan yang selalu hadir ketika mentari mulai tenggelam di ufuk barat sana dan kegelapan malam mulai pekat. Bintanglah kawan setia bagi sang rembulan dalam kesunyian, dan dinginnya embun malam. Ketika nyanyian binatang-binatang malam mulai hingar-pingar berpadu dengan dengkuran tubuh yang telah lelah seharian berjuang melawan panasnya terik sang mentari. Nyanyian-nyanyian inilah yang menjadi pengiring bagi tarian-tarian rembulan dan bintang ketika malam mulai larut. Mereka habiskan sepertiga malam dengan canda dan tawa kebahagiaan dan persahabatan, seakan mereka sangat ingin menggenggam jarum jam agar dia tak lagi berputar dan  tak lagi menginginkan sang mentari terbit mengakhiri kebersamaan mereka.

No comments: