Thursday, 30 October 2014
Wednesday, 29 October 2014
Friday, 10 October 2014
Pengertian Ilmu Falak
Secara bahasa kata “falak” berasal
dari bahasa Arab falakun yang
mempunyai makna orbit atau lintasan benda-benda langit ( madar al-nujum). Oleh karenanya ilmu falak dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang lintasan benda-benda langit khususnya
bumi, bulan, dan matahari. Benda-benda langit selalu berjalan pada lintasan
atau orbitnya, sehingga kita dapat mengetahui letak antara benda langit yang
satu dengan benda langit sang lainnya dan juga untuk mengethui waktu-waktu di
permukaan bumi. Ilmu ini disebut juga ilmu Hisab
karena ilmu ini mengandung benyak perhitungan, ada juga yang menyebutnya dengan
ilmu Roshd karena ilmu ini memerlukan
pengamatan dan obserfasi, sering juga disebut sebagai ilmu Miqot karena ilmu ini membahas tentang batasan-batasan waktu. Dari beberapa
istilah di atas yang paling popular di kalangan masyarakat adalah “Ilmu Falak”
dan Ilmu Hisab”.
Ilmu Hisab lebih popular di kalangan
masyarakat karena sebagian kegiatan yang paling menonjol di dalamnya adalah
perhitungan-perhitungan, baik perhitungan arah kiblat, awal bulan gerhana,
ataupun yang lainnya. Akan tetapi dalam ilmu falak pada dasarnya menggunakan
dua pendekatan dalam mengetahui waktu-waktu ibadah dan posisi benda-benda
langit, yakni pendekatan hisab (perhitungan) dan pendekatan rukyat (pengamatan)
benda-benda langit, karenanya terkadang disebut juga dengan ilmu hisab rukyat.
Ilmu falak juga dapat disebut dengan
ilmu astronomi, karena di dalamnya juga membahas tentang bumi dan antariksa (kosmografi). Perhitungan-perhitungan
dalam ilmu falak berkaitan dengan benda-benda langit, walaupun hanya sebagian
kecil dari benda-benda langit yang menjadi objek perhitungan. Karena secara
istilah astronomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang peredaran
benda-benda langit, baik fisiknya, geraknya, ukurannya, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengannya.
Ilmu falak pada dasarnta dapat
dibedakan menjadi dua macam:
a. Theoritical
Astronomy atau ilmu falak ilmy, yaitu ilmu yang membahas tentang teori dan
konsep-konsep benda langt yang meliputi, cosmogony,
cosmologi,cosmografi, astrometrik, astromekanik, dan astrofisika.
b. Practical
astronomy atau ilmu falak amaly, yaitu ilmu yang melakukan perhitungan untuk
mengetahui posisi dan kedudukan benda-benda langit antara yang satu dengan yang
lain.
Label:
PENGETAHUAN
Wednesday, 8 October 2014
Astronomi Bola Arah Kiblat
Nama : Achmad Asshidiq
Nim : 132611001 = X=0, Y=1
1. Sistem
koordinat adalah suatu bilangan atau besaran yang digunakan untuk menyatakan
tempat, posisi atau letak suatu titik, garis, permukaan atau riang di bumi. Secara
umum aplikasi sistem koordinat dibagi menjadi 2 jenis sistem yang sering
digunakan, yakni:
1. Sistem Lintang-Bujur (latitude –
longitude) / Geographic coordinate system Pada sistem ini, bumi dibagi menjadi
360 bagian, setiap bagian bernilai 1°, dan titik nol derajat adalah di
Greenwich, inggris. Disamping itu, garis katulistiwa juga merupakan garis bujur
0° yang membagi dua wilayah. Di atas khatulistiwa sebagai wilayah utara yang
dalam aplikasinya di beri simbol (+) dan di bawah khatulistiwa sebagai wilayah
selatan dengan simbol (-).
2. UTM ( Universal Transver Mercator)
Pada sistem ini, bumi kemudian dibagi menjadi beberapa zona, antara 01 sampai
dengan 06 dengan satuan meter. Pada sistem ini akan dibagi menjadi dua bagian,
di atas khatulistiwa sebagai bagian utara dengan simbol (N) serta dibagian
bawah khatulistiwa dengan simbol (S) Sistem proyeksi adalah metode untuk
mengubah permukaan lengkung menjadi representasi dalam bentuk bedang datar.
Proyeksi peta didefinisikan sebagai fungsi matematika untuk mengkonversikan
antara lokasi pada permukaan bumi dan proyeksi lokasi pada peta.
Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara
dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk
dimensi yang sistematik. Analoginya adalah sama dengan saat kita akan
menghitung luas kulit jeruk. Untuk menghitungnya kita harus mengupasnya dan
meletakkannya pada bidang datar. Karena awalnya kulit jeruk tersebut 3 Dimensi
dengan dikupas dan di letakkan mendatar maka dipaksakan menjadi 2 Dimensi maka
sebagai akibatnya terjadi perubahan dari bentuk awal yang dikarenakan adanya
sobekan, mengembang atau berkerut.Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam
usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi
yang sistematik. Analoginya adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas
kulit jeruk. Untuk menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya pada
bidang datar. Karena awalnya kulit jeruk tersebut 3 Dimensi dengan dikupas dan
di letakkan mendatar maka dipaksakan menjadi 2 Dimensi maka sebagai akibatnya
terjadi perubahan dari bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang
atau berkerut.Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan
bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.
Analoginya adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas kulit jeruk. Untuk
menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya pada bidang datar.
Karena awalnya kulit jeruk tersebut 3 Dimensi dengan dikupas dan di letakkan
mendatar maka dipaksakan menjadi 2 Dimensi maka sebagai akibatnya terjadi
perubahan dari bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang atau
berkerut.
2. a. Meridian
Meridian adalah sebuah garis khayal pada permukaan bumi, tempat kedudukan titik-titik dengan bujur yang sama, menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Dengan demikian setiap titik di permukaan bumi memiliki meridiannya sendiri-sendiri. Sebuah titik di suatu meridian ditentukan posisinya oleh lintang. Setiap meridian selalu tegak lurus dengan lingkaran lintang. Tiap-tiap meridian memiliki panjang yang sama, yaitu setengah dari lingkaran besar bola bumi.
Meridian yang melewati instrumen fundamental (lingkaran transit) yang ada di Observatorium Greenwich, Inggris, berdasarkan persetujuan internasional dianggap sebagai Meridian Utama atau Meridian Standar. Meridian ini memiliki arti bujur nol derajat. Meridian lainnya diidentifikasi dengan sebuah sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang meridian tersebut dan bidang Meridian Utama. Meridian pada sisi bumi yang berlawanan dengan Greenwich (yang merupakan setengah lingkaran lain dari sebuah lingkaran yang melewati Greenwich) adalah bujur 180°. Meridian lainnya terletak antara 0° dan 180° bujur barat di hemisfer barat (barat Greenwich) dan antara 0° dan 180° bujur timur di hemisfer timur (timur Greenwich).
Meridian adalah sebuah garis khayal pada permukaan bumi, tempat kedudukan titik-titik dengan bujur yang sama, menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Dengan demikian setiap titik di permukaan bumi memiliki meridiannya sendiri-sendiri. Sebuah titik di suatu meridian ditentukan posisinya oleh lintang. Setiap meridian selalu tegak lurus dengan lingkaran lintang. Tiap-tiap meridian memiliki panjang yang sama, yaitu setengah dari lingkaran besar bola bumi.
Meridian yang melewati instrumen fundamental (lingkaran transit) yang ada di Observatorium Greenwich, Inggris, berdasarkan persetujuan internasional dianggap sebagai Meridian Utama atau Meridian Standar. Meridian ini memiliki arti bujur nol derajat. Meridian lainnya diidentifikasi dengan sebuah sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang meridian tersebut dan bidang Meridian Utama. Meridian pada sisi bumi yang berlawanan dengan Greenwich (yang merupakan setengah lingkaran lain dari sebuah lingkaran yang melewati Greenwich) adalah bujur 180°. Meridian lainnya terletak antara 0° dan 180° bujur barat di hemisfer barat (barat Greenwich) dan antara 0° dan 180° bujur timur di hemisfer timur (timur Greenwich).
b. Bujur Astronomis
Garis Bujur adalah garis maya yang
ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan
pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di
daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis
Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equator) dianggap sebagai nol
derajat, untuk Garis Bujur, tempat yang dianggap sebagai nol derajat adalah
garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di
Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur
Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur. Jarak kedua
garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º (seratus delapan puluh
derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu. Garis
bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam
menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap
kapal terdapat dua jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan
waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan
matahari. Selisih dari dua jam yang berbeda itulah para pelaut secara praktis
dapat menentukan derajat garis bujur dimana mereka berada. Sama seperti garis
lintang, jarak antar garis bujur juga disebutkan dalam satuan derajat.
Penulisannya pada koordinat juga sama seperti penulisan untuk Garis Lintang.
Yang membedakan hanyalah symbol huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk
Bujur Barat dan huruf T untuk Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E
(East) untuk Bujur Timur dan huruf W (West) untuk Bujur Barat.
c. Lintang Astronomis
Garis lintang adalah sebuah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan.
Dalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian pula lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Lintang Utara Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat.
Garis lintang adalah sebuah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan.
Dalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian pula lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Lintang Utara Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat.
d. Azimuth Astronomi
Azimut adalah sudut putar dari arah Barat hingga Timur. Sebagai referensi sudut nol dipakai arah mata angin Utara. Tanda (+) berarti arah putar searah jarum jam dari sudut nol, tanda (-) untuk arah sebaliknya. Sebagai contoh, dari sudut nol ke arah Timur tepat adalah 90 derajat, dan Barat adalah sudut -90 derajat.

3. Diketahui
:
Ø Kota
Makkah (titik A)= 21o 25’ 21” LU, 39o 50’ 34” BT
Ø Kota
saya (titik B)= 7 o 10’
50,5” LS, 108 o 21’ 01,5”
BT
Ø Titik
C = kutub Utara
Ø AB
= c , AC = b , CB = a
Ø A
= Alpha , B = Betha, C = Gama
Ditanya
:
Ø Berapa
Jarak terdekat kota Makkah dan Kota saya ?
Ø Sudut
jurusan dari kota saya ke kota Makkah (kiblat) ?
Jawab
:
Ø Gama
= 108 o 21’ 01,5” - 39o 50’ 34” = 68 o
30’ 27,5”
Ø a
= 90 + 7 o 10’
50,5” = 97 o 10’
50,5”
Ø b
= 90 - 21o 25’ 21” = 68 o 34’ 39”
Rumus
mencari c :
Cos
c = Cos a x cos b + sin a x sin b x cos Gama
Cos
c = cos 97 o 10’
50,5” x Cos 68 o 34’ 39” + sin 97 o 10’ 50,5” x sin 68 o 34’ 39” x
cos 68 o 30’ 27,5”
Cos
c = 0 o 57’
22,3”
c = 72 o 58’ 41,6”
Jarak
terdekat kota Makkah dan kota saya = c / 360 x keliling equator KM = 72
o 58’
41,6”
/ 360 x 40000 = 8108,691471 KM
Rumus
mencari Betha (Kiblat) =
Cos
Betha = ( Cos b – cos a x cos c ) / ( Sin a x sin c )
Cos
Betha = ( Cos 68 o 34’ 39” – cos
97 o 10’
50,5” x cos 72
o 58’
41,6” ) / (sin 97 o 10’ 50,5” x sin 73o 58’ 41,6”
)
Cos
Betha = 0 o 25’ 26,4”
Betha = 66 o 11’ 44,58” ( Kiblat dari
Utara ke Barat )
4. a.
Diketahui :
Ø a
= 60o
10’ 10” , b = 120 o 25’ 30” , Gama = 151o
30’ 00”
Ditanya :
Ø c
, Alpha , Betha ?
Jawab :
Rumus mencari c :
Cos c = Cos a x Cos b +
Sin a x Sin b x Cos Gama
Cos c = Cos 60 o
10’ 10” x Cos 120 o 25’ 30” + Sin 60 o
10’ 10” x Sin 120 o 25’ 30” x Cos 151 o
30’ 00”
Cos c = -05°2’40’99”
c
= 151°24’29.99”
Rumus mencari Alpha :
Cos Alpha = ( Cos a –
Cos b x Cos c ) / ( sin b x sin c )
Cos Alpha = ( Cos 60 o
10’ 10” – cos 120 o 25’ 30” x cos 151 o
24’ 29,99”
) / ( sin 120 o 25’ 30” x sin 151 o
24’ 29,99”)
Cos Alpha = (-0 o
7’ 49,19”)
Alpha
=97o 29’11 ,91”
Rumus mencari Betha :
Cos Betha = - Cos Alpha
x cos Gama + sin Alpha x sin Gama x cos b
Cos Betha = - cos 97 o
29’ 11,91” x cos 151 o
30’ 00” + Sin 97
o
29’ 11,91” x sin 151 o
30’ 00” x cos 120 o 25’ 30”
Cos Betha = (0 o
6’ 10,79”)
Betha
= 84
o
5’
17,56”
b. Diketahui
:
Ø Alpha
= 125 o 30’ 40” , b = 61
o
15’ 25” , c = 30
o
33’ 20”
Ditanya :
Ø a,
Betha, Gama ?
Jawab :
Rumus mencari a :
Cos a = cos b x cos c +
sin b x sin c x cos Alpha
a
= 81
o
04’
18,63”
Rumus mencari Betha :
Cos Betha = ( cos b –
cos a x Cos c ) / ( sin a x sin c )
Betha
= 46 o 15’
28,38”
Rumus mencari Gama :
Cos Gama = ( cos c –
cos a x Cos b ) / ( sin a x sin b )
Gama
= 294o 45’ 52,98”
c. Diketahui
:
Ø c
= 100 o 50’ 00” , a = 40
o
10’ 5” , b = 31
o
45’ 15”
Ditanya :
Ø Alpha
, Betha , Gama ?
Jawab :
Ø Rumus
mencari Alpha :
Cos Alpha = ( cos a –
cos b x Cos c ) / ( sin b x sin c )
Alpha
= Math error
Ø Rumus
mencari Betha :
Cos Betha = ( cos b –
cos a x Cos c ) / ( sin a x sin c )
Betha
= Math error
Ø Rumus
mencari Gama :
Cos Gama = ( cos c –
cos a x Cos b ) / ( sin a x sin b )
Gama
= Math error
d. Diketahui :
Ø Alpha
= 60
o
10’ 20” , Betha = 111
o
30’ 40” , Gama = 80 o 50’ 10”
Ditanya :
Ø a,
b, c ?
Jawab :
Ø Rumus
mencari a :
Cos a = ( cos Alpha +
cos Betha x Cos Gama ) / ( sin Betha x sin Gama )
a
= 61
o
26’
50,82”
Ø Rumus
mencari b :
Cos b = ( cos Betha +
cos Alpha x Cos Gama ) / ( sin Alpha x sin Gama )
b
= 124
o
35’
28,26”
Ø Rumus
mencari c :
Cos c = ( cos Gama +
cos Alpha x Cos Betha ) / ( sin Alpha x sin Betha )
c
= 113
o
9’
8,91”
Label:
PENGETAHUAN
Subscribe to:
Posts (Atom)