BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita akan menemui beberapa fenomena alam
yang terjadi setiap harinya. Dari berbagai fenomena ini lakh manusia mulai
berfikir apa penyebab terjadinya fenomena ini
Seperti yang selalu kita alami, setiap pagi kita akan menyaksikan matahari
terbit dari arah timur, dan akan tenggelam pada sore hari di arah barat, dan
begitu pula benda-benda langit yang lain.
Dari berbagai fenomena harian yang terjadi apakah kita mengetahui apa
penyebab dan akibat dari fenomena tersebut.
Melalui makalah ini kami akan mencoba membahas sedikit pembahasan mengenai
fenomena alam harian ( terbit, tenggelam benda langit, dan musim). Semoga
dengan makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan fenomena alam harian?
2. Apa
peyebab terjadinya fenomena alam harian?
3. Apa
penyebab pergantian msim di bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa yang
dimaksud fenomena alam harian?
Fenomena alam harian ialah fenomena alam yang terjadi setiap hari. Seperti
terjadinya sisng dan malam, terbit dan tenggelamnya benda-benda langit, dan
lain-lain. Fenomena ini terjadi terus menerus setiap hari sepanjang tahun,
sehingga oleh sebagian manusia digunakan sebagai penanda waktu pelaksanaan
kegiatan keagamaan dan lainnya.[1]
Fenomena yang terjadi setiap haripun banyak sekali macamnya, dan dari
banyak macam tersebut diantaranya adalah pergantian musim, pasang surut air
laut, terjadinya rosdul qiblat setiap haripun mungkin merupakan salah satu dari
fenomena alam harian. Pada umumnya semua benda langit akan terlihat terbit dari
arah timur dan tenggelam di barat, itu apa bila kita melihatnya dari bumi,
padahal yang sesungguhnya terjadi adalh bumilah yang berputar dari barat ke
timur.
B. Apa penyebab terjadinya fenomena alam harian?
Seperti yang kita amati setiap hari, matahari, bulan bintang, dan benda
langit lainya akan terlihat berjalan mengelilingi bumi, fenomena inilah yang
akan menyebabkan terjadinya siang dan malam di bumi. Yang menjadi penyebab
terjadinya fenomena ini adalah perputaran bumi pada porosnya dari barat ke
timur yang berjalan selama sehari semalam sekitar 23 jam 56 menit 4 detik.
Akibat dari perputaran bumi ini, benda-benda langit termasuk matahari, bulan
dan bintang-bintang terlihat beredar setiap hari dari arah timur ke arah barat
sejajar dengan lingkaran equator. Peredaran matahari dari arah timur ke barat
bukanlah peredaran sesungguhnya, melainkan akibat perputan bumi. Oleh karena
itulah peredaran matahari itu disebut dengan peredaran “semu harian matahari”.[2]
Apabila di suatu tempat matahari sedang berada tepat di atasnya, kemudian
bumi itu berputar (berotasi) ke arah timur, maka setelah 23 jam 56 menit tempat
itu telah melakukan satu putaran penuh yaitu (360 derajat), tetapi matahari
belum tepat di atas tempat itu lagi, dan untuk sampai ke kulminasi[3]
atas seperti pada waktu kemarinnya lagi, matahari masih membutuhkan waktu 4
menit lagi. Rupanya dalam jangka waktu 23 jam 56 menit itu matahari telah bergerak
semu ke arah timur langit sebesar 1 derajat, dan sebenarnya gerak ini sebagai
akibat dari gerak evolusi bumi.
Bumi yang berputar pada porosnya dari barat ke timur setiap harinya akan
menyebabkan beberapa akibat yang luarbiasa diantaranya:
a. Terjadinya
peristiwa siang dan malam
Matahari memberikan sinarnya kesegala penjuru bumi yang merupakan planet ke
tiga. Karena bumi berbentuk bulat bola maka di satu sisi terjadi siang dan di
sisi lain akan terjadi malam. Dan antara bagian permukaan bumi yang mendapatkan
siang dan permukaan yang mendapatkan malam memiliki batas yang diberi nama
lingkaran bayangan.
b. Gerak semu benda-benda langit
Pada malam hari peristiwa ini bisa dilihat apabila kita memandang langit
pada siang kemudian malam hari, akan terlihat perubahan pada kedudukan benda
langit, ini disebabkan karena bumi ini berotasi dari barat ke timur. Nampak
oleh kita matahari, bulan, bintangterbit dari ufuk timur dan terbenam di ufuk
barat.[4]
c. Adanya perbedaan waktu
Dengan adanya rotasi bumi maka akan mengakibatkan perbedaan waktu.
Perbedaan waktu tersebut adalah sebesar 1 jam setiap 15 derajat atau 4 menit
setiap 1 derajat. Konversi ini diperoleh dari waktu yang diperlukan untuk satu
kali putaran penuh (360 derajat) selama 24 jam. Atas dasar ini yang menjadikan
pembagian waktu di dunia.[5]
Di Indonesia pembagian waktu dibagi menjadi tiga wilayah bagian:
1. Waktu
indonesia bagian barat (WIB) sesungguhnya adalah waktu pada meridian (bujur)
150 derajat BT, yang dijadikan waktu standar untuk indonesia wilayah barat adalah
7 jam lebih dahulu dari waktu Greenwich Mean Time (GMT).
2. Waktu
indonesia bagian Tengah (WITA) sesungguhnya adalah adalah waktu pada meridian
120 derajat BT, sama dengan 8 jam lebih dulu dari GMT
3. Waktu
indonesia bagian timur (WIT) sesungguhnya adalah waktu pada maridian 135
derajat BT, sama dengan 9 jam lebih dulu dari GMT.[6]
d. Perubahan arah angin
Menurut hukum Boys Ballot, angin angin akan bergerak dari daerah
yang bertekanan maksimum ke daerah yang tekanannya minimum, jiga disebabkan
karena adanya bembelokan dari bumi bagian utara kekanan, dan bagian bumi
selatan ke kiri.
Atau angin yang datang dari selatan khatulistiwa menuju khatulistiwa
membelok ke kiri, sedangkan yang datang dari utara khatulistiwa menuju
khatulistiwa membelok ke kanan
e. Perubahan lama siang dan malam
Gerak bumi yang sering di sebut
dengan gerak semu harian maraharipun berdampak pada lama sing dan malam di
belahan bumi. Ketika matahari menempati kedudukan tepat di garis katulistiwa
yaitu pada tanggal 21 maret dan 23 september maka semua tempat di bumi akan
mengalami panjang malam dan siang yang sama yaitu 12 jam
Namun ketika pada tanggal 21 juni bumi belahan utara akan mengalami siang
yang lebih panjang daripada malam. Sedangkan belahan bumi selatan akan
mengalami keadaan yang sebaliknya yaitu malam lebih panjang daripada siang.
Sedang daerah sekitar lingkaran kutub utara mengalami siang selama 24 jam
penuh. Dan sebaliknya pada daerah lingkar kutub selatan akan mengalami malam
penuh selama 24 jam.
C. Penyebab pergantian musim di bumi
Pergantian musim di bumi merupakan akibat dari revolusi bumi. Dalam
revolusinya sumbu bumi miring 66,5 derajat terhadap bidang eliptika, sehingga
gerakan revolusi bumi tidak sejajar dengan equator bumi, melainkan membentuk
sudut sebesar 23,5 derajat. Dengan demikian pada waktu tertentu terjadi musim
panas atau musim dingin. Alternatif paparan ini adalah bumi berputar pada
orbitnya. Oleh karena itu, pada waktu tertentu terlepas dari musim belahan bumi
utara dan selatan mengalami musim yang berlawanan. Perbedaan musiman antara
belahan bumi disebabkan oleh orbitelips bumi. Bumi mencapai perihelion (titik
pada orbitnya paling dekat dengan matahari) pada januari, dan mencapai aphelion
(titik terjauh dari matahari) pada bulan juli. Meskipun efek ini pada musim
bumi adalah kecil, tetapi terasa dingin belahan bumi utara dan musim panas di
belahan selatan.
BAB III
A. Kesimpulan
Jadi berdasarkan paparan di atas dapat kita simpulkan bahwa fenomena alam
harian adalah pergerakan bumi yang terjadi setiap hari, yang kemudian
menyebabkan beberapa dampak terhadap keadaan di permukaan bumi. Semisal terbit
tenggelam benda-benda langit, perbedaan waktu, pergantian musim, pergerakan
arah angin dan lainnya.
B. Penutup
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet,
Hambali. 2012. Pengantar Ilmu Falak Menyimak Proses Pembentukan Alam
Semesta. Yogyakarta: Bismillah Publiser
Izzudin,
Ahmad. 2012. Ilmu Falak Praktis. Semarang: Pustaka Rizqi Putra
Maimun,
Ahmad. 2011. Ilmu Falak Teori Dan Praktek. Kudus
[1]
Selamet Hambali, pengantar Ilmu
Falak Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta, Yogyakarta : Bismillah
Publiser, 2012 hlm.176
[2]
Ahmad Maimun, Ilmu Falak Teori Dan Praktik, KUDUS: 2011.
Hlm.21-22
[3] Kulminasi adalah suatu istilah yang
dipergunakan untuk menyatakan bahwa pada saat itu suatu benda langit mencapai
ketinggian yang tertinggi pada peredaran semu hariannya.
[4]
Selamet Hambalo Op.cit
hlm.199
[5]
Ahmad Maimun, Loc.cit
[6]
Ahmad izzudin, Ilmu Falak
Praktis, Semarang, Pustaka Rizqi Putra, 2012 hlm.33
No comments:
Post a Comment